Warna Matahari Ternyata Seperti Pelangi

21-warna_matahari-NASAWARNA matahari yang sering dilihat oleh manusia atau difoto oleh astronom adalah merah kekuningan. Namun, foto-foto matahari yang dikumpulkan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan matahari memiliki warna seperti pelangi. Dilansir dari Daily Mail, NASA memotret matahari dengan kamera khusus yang dapat membaca gelombang cahaya di luar kemampuan mata telanjang manusia. Perbedaan warna yang didapat ketika dipotret ini karena perbedaan skala kelebaran kamera untuk memtoret matahari sehingga menimbulkan gelombang cahaya yang ditangkap kamera dengan hasil berbeda-beda. Foto-foto tersebut dihasilkan oleh badan penelitian khusus matahari, NASA Solar Dynamics Observatory (SDO), menggunakan teleskop yang dapat mengambil gambar dari gelombang cahaya matahari yang berbagai macam. Perbedaan warna akibat gelombang cahaya yang berbeda dari matahari ini dikarenakan sang bintang tata surya tersebut mengandung atom yang sangat banyak. Warna yang didapat dari pemotretan yang dilakukan SDO dengan menangkap gelombang cahaya tersebut antara lain merah marun, hijau tua, biru laut, oranye, nila, kuning kecoklatan, kuning keemasan, sian, dan hijau. (dedi/berbagai sumber)**

Kerlip Cahaya Ungkap Karakteristik Bintang

22-Kerlip Cahaya Ungkap BintangKERLIP bintang di langit malam menunjukkan karakteristik objek luar angkasa tersebut yang berbeda-beda. Ilmuwan mengatakan, tiap bintang bisa memperlihatkan pola kerlipnya yang khas. Melalui pemantauan lebih detail dengan teleskop luar angkasa Kepler buatan NASA, menunjukkan bahwa pola kerlip khas ini menunjukkan mengenai ukuran, massa serta keadaan evolusi bintang. Informasi tersebut kemudian bisa mengungkap mengenai banyaknya planet yang mengorbit, termasuk posisinya dari bintang induknya. Selain itu, mengamati kerlip bintang juga bisa memberi petunjuk mengenai apakah terdapat air pada planet-planet di sekitar bintang tersebut. “Segala sesuatu yang Anda ketahui tentang planet terikat dengan apa yang Anda ketahui tentang bintang induknya,” kata Fabienne Bastien, peneliti pascasarjana astronomi di Universitas Vanderbilt. Ia mengatakan, tim peneliti tidak mengamati planet-planet secara langsung. Tim peneliti mengamati bintang dan pengaruh planet-planet terhadap bintang yang diorbitnya. “Jadi, untuk membuat kesimpulan tentang ukuran atau massa planet, Anda perlu mengetahui ukuran dan massa dari bintang dengan sangat baik,” imbuhnya seperti dilansir ABC. Kabarnya, pola kerlip bintang menyediakan cara yang cepat dan dapat diandalkan untuk menentukan evolusi bintang. Bintang seperti matahari yang berumur 4,6 miliar tahun akan berkembang menjadi ‘raksasa merah’ (red giants) ketika mereka kehabisan bahan bakar untuk fusi nuklir. (dedi/berbagai sumber)**