CAPTCHA, pembeda antara manusia dan mesin

22-captchaKETIKA kita membuat akun baru, baik untuk menjadi anggota di suatu website, email, ataupun formulir komentar pada sebuah website, pada bagian akhir pengisian pasti sering melihat beberapa digit angka yang tercantum pada gambar, atau mengisi hasil penjumlahan dan pengurangan sederhana seperti 9+1=?, 7-4=? atau rangkaian huruf dalam gambar, huruf besar ataupun kapital, dsb. Itulah yang disebut CAPTCHA. CAPTCHA merupakan kepanjangan dari “Completely Automated Public Turing test tell Computer and Human Apart”. Arti dalam bahasa indonesia kurang lebih “Uji Publik yang Terotomatisasi Penuh untuk Membedakan Komputer dan Manusia.” Captcha mulai dipopulerkan sejak banyaknya weblogs di internet. Weblogs umumnya menyediakan fasilitas interaksi antara Blogger (pembuat blog) dan Pengunjung melalui pengisian komentar. Karena populernya Weblogs, media komentar ini sering dimanfaatkan untuk menaikkan popularitas website-website baru. Hal ini awalnya memang bukan masalah, tapi setelahnya weblogs mulai dibanjiri komentar-komentar yang tidak ada hubungannya dengan artikel yang ditulis, juga iklan-iklan yang datang secara terus menerus tanpa henti. Perilaku aneh ini adalah ulah si robot spam, sebuah program otomatis yang dibuat untuk mengirimkan pesan/iklan secara terus-menerus ke formulir komentar di website-website yang mempunyai rating tinggi di internet. Spam sangatlah mengganggu. Perlu dibuat solusi yang bisa membatasi robot-robot brutal ini agar tidak terus beraksi. Untuk itulah captcha diciptakan. Lalu kenapa robot spam tidak mampu menjawab tes captcha sedang manusia dapat melakukannya dengan mudah? Angka atau huruf yang tertera di sebuah file gambar bagi komputer merupakan kode pixel warna yang sangat banyak jumlahnya, sehingga untuk menguraikannya membutuhkan waktu yang sangat lama, belum lagi apabila tercampur dengan backgroundnya yang dibuat meliuk-liuk merintangi tulisan, sehingga hampir bisa dikatakan tidak mungkin bagi komputer untuk menebak karakter apa yang tertera pada sebuah gambar. Sedangkan manusia dapat dengan mudah melihat dan segera menuliskan karakter yang tertera tersebut, atau melakukan proses perhitungan seperti penjumlahan atau pengurangan. Melalui tes ini akhirnya dapat dibedakan antara manusia dan mesin. (dedi/berbagai sumber)**