Lampu Ditenagai Gaya Gravitasi

29-lampu_ditenagai_gravitasiDUA peneliti asal London, Martin Riddiford dan Jim Reeves berhasil menciptakan prototipe lampu bertenaga gravitasi. Mereka bekerja selama 4 tahun untuk mengembangkan lampu tenaga gravitasi yang diberi sebutan GravityLight. Tujuannya pengembangan lampu gravitasi dilandasi dengan keinginan mereka untuk menyinari seluruh rumah yang ada di negara tertinggal. Dilansir Venturebeat, Prinsip kerja GravityLight adalah dengan memanfaatkan gravitasi bumi untuk membangkitkan sejumlah daya yang cukup untuk menghidupkan sebuah lampu LED untuk jangka waktu sekitar setengah jam. Penggunaannya pun cukup mudah, lampu LED itu hanya perlu digantung. Lalu sebuah kantong yang menyertainya cukup diisi dengan benda berat seperti batu. Dengan sendirinya, gravitasi akan membangkitkan generator mini yang tersemat di dalam bodi lampu, yang akhirnya akan memberikan daya kepada lampu LED untuk jangka waktu sekitar setengah jam. Setelah setengah jam penggunaannya, kantung yang berisi benda berat tersebut akan semakin tertarik ke bawah. Untuk menjaga lampu LED tetap hidup, penggunanya hanya perlu menarik kembali keatas kantung berisi benda berat tersebut. Tujuan mulia tersebut  mendapat sambutan antusias melalui penggalangan dana lewat indiegogo.com. Guna mewujudkan cita-citanya, Riddiford and Reeves akan membagikan secara gratis 1.000 unit GravityLight kepada penduduk desa di Afrika dan India.(dedi/Venturebeat)***

Teknologi unik penghilang rasa malu

30-penghilang_Rasa_maluPARA  ilmuwan di Seaver Autism Center for Research and Treatment dan Columbia University, menciptakan obat semprot hidung yang mengandung hormon oksitosin. Obat ini diklaim dapat membantu meningkatkan kemampuan seseorang dalam berinteraksi sosial. Oksitosin sebelumnya dikenal sebagai “hormon cinta”. Hormon alami ini dapat meningkatkan perasaan empati dan kedekatan, khususnya di antara para orang dan anak-anaknya. Riset terbaru menemukan bahwa hormon ini pun dapat memperbaiki kemampuan sosial kalangan pemalu. Efeknya tak terlalu besar pada mereka yang secara alami sudah “pede”. Dilansir Telegraph, temuan ini diharapkan memberikan implikasi besar kepada mereka yang mengalami hambatan sosial. Dalam risetnya, para ahli melakukan uji coba apakah hormon dalam bentuk nasal spray ini dapat meningkatkan rasa saling pengertian di antara individu. Sebanyak 27 pria sehat dilibatkan dalam riset dan mereka diberikan obat semprot hidung berisi hormon dan plasebo. Mereka diminta melakukan tugas-tugas khusus untuk mengukur kemampuan membaca pikiran dan perasaan orang lain. Responden juga diminta menyaksikan rekannya berdiskusi tentang momen berharga mereka, kemudian melakukan penilaian tentang apa yang dirasakan. Para peneliti, yang melaporkan risetnya dalam jurnal Psychological Science, juga mengukur kompetensi sosial para responden menggunakan sejenis tes yang disebut AQ, yang biasa diterapkan pada pasien autistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hormon oksitosin berhasil memperbaiki kemampuan empati para responden—khususnya pada kelompok yang kurang pandai bersosialiasi. (dedi/Telegraph)***

Ternyata Mimpi Bisa Diatur

30-mimpi_bisa_diatur1SESEORANG  bisa mengendalikan mimpi yang dialaminya, asalkan ia pada kondisi lucid dream. Apa itu Lucid Dream? Lucid Dream adalah kondisi saat seseorang sadar bahwa dia sedang bermimpi. Dengan lucid dream, kita bisa menjadi kreator dan pemeran utama dari sebuah mimpi yang bersifat infinity. Tidak perlu ilmu khusus atau kekuatan supranatural untuk melakukannya, karena semua ini murni science dan logis. Lucid Dream dibagi menjadi beberapa level lucidity, dimana semakin tinggi tingkat lucidity-nya, semakin bebas dan leluasa kita dapat melakukan proyeksi untuk pemunculan objek dan sejenisnya. Mimpi mereka pun berlapis-lapis. Artinya ada tingkatan kedalaman mimpi atau tingkat keterlelapan – lucidity. Dengan kata lain, ketika kita mencapai tingkat lucidity yang paling tinggi, kita menjalani kehidupan di mimpi hampir 80% persis dengan di kehidupan nyata, entah itu dari saraf-saraf yang terasa aktif bekerja, visual yang baik, indra perasa, pendengar, atau peraba yang mungkin sama seperti keadaan normal ketika kita hidup di dunia nyata. Fenomena lucid dream telah ada di masa masa lampau. Suku indian, terutama para dukun (shaman) menerapkan suatu bentuk meditasi yang mampu mempertahankan kesadaran meskipun tubuh sudah beristirahat. Psikolog dan ilmuwan mimpi dari Belanda, Frederick Van Eeden, menjadi orang pertama yang menggunakan istilah ‘Lucid Dream’.  Pada tahun 1913 dia menerbitkan jurnal pada komunitas ilmuwan psikolog mengenai lucid dream. Dalam jurnal tersebut dia merekam 352 lucid dream yang dialaminya dari tahun 1898 dan 1912. judul jurnalnya adalah “A Study of Dreams”. Di abad 20 dan 21, seorang dosen di Stanford University bernama Dr.Stepehen laberge dikenal mendalami penelitian soal lucid dream. berkat hasil penelitiannya dengan dr. Lynn Nagel, komunitas ilmuwan mulai mengakui lucid dream secara sains. Sudah barang tentu jika hal ini terus dikembangkan akan menjadi prospek yang baik untuk kepentingan masyarakat kelak, entah itu sebagai terapi, meditasi, atau jenis jasa lainnya. (dedi/berbagai sumber)***